Hakekat Manusia dan Sifat Keingintahuannya
1. Hakekat Manusia
Manusia dengan
kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan untuk
selalu berbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun
lingkungannya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumber pada jiwa. Oleh
karena itu, sejalan dengan perkembangannya manusia memanfaatkan akal budi yang
dimilikinya dan juga ditunjang dengan rasa ingin tahu (kuriositas), maka
berkembanglah pula ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Perkembangan
pengetahuan pun lebih berkembang lagi manakala ditunjang dengan adanya tukar
menukar informasi antar manusia.
Manusia sebagai
makhluk yang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya.
Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain:
a. Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana (Homo
sapiens) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap
lingkungannya.
b. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan
keterbatasan inderanya.
c. Manusia dapat berbicara (Homo Langues) baik secara
lisan maupun tulisan.
d. Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo sosius) dan
berbudaya (Homo Humanis).
e. Manusia dapat mengadakan usaha (Homo Economicus).
f. Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama (Homo
religious).
2. Sifat Keingintahuan Manusia
Binatang
mempunyai insting untuk kelangsungan hidupnya, memperoleh makanan, serta
hal-hal lainnya. Aktivitas tersebut tidak berubah dari waktu ke waktu dan
dinyatakan sebagai rasa keingintahuan yang tidak berkembang atau biasa disebut
idle curiousty. Sedangkan manusia menggunakan kemampuan otaknya untuk melakukan
penalaran, pemikiran logis, dan analis. Oleh karena itu, manusia memiliki rasa
ingin tahu yang selalu berkembang yang biasa disebut dengan curiousity.
Secara sederhana
perkembangan rasa ingin tahu ini dimulai dengan pertanyaan what “apa” tentang
sesuatu kemudian dilanjutkan dengan how “bagaimana” kemudian why “mengapa”.
Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar
dari perkembangan ilmu pengetahuan alam. Semua pengetahuan dapat diturunkan
dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ilmu ini terus berkembang sejalan
dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu,terutama tentang benda yang ada
disekelilingnya,alam jagad raya,bahkan dirinya sendiri. Hal tersebut mendorong
manusia untuk memahami serta menjelaskan gejala-gejala yang terjadi dan
dorongan rasa ingin tahu manusia tersebut membuat mereka mencari jalan keluar
dari setiap apa yang terjadi. Pengetahuan tentang satu masalah mendatangkan
pertanyaan (masalah) lain yang ingin dijawab.
Manusia dengan rasa keingintahuannya yang besar selalu
berusaha mencari jawaban atas fenomena yang terjadi. Seringkali mereka
menerka-nerka sendiri jawabannya. Terkadang jawaban itu tidak logis namun mudah
diterima oleh masyarakat awam. Misalnya “Mengapa ada pelangi?” kemudian mereka
membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau “Mengapa gunung
meletus?” jawabannya karena yang berkuasa marah. Dari hal ini timbulnya
pengetahuan tentang bidadari dan sesuatu yang berkuasa. Pengetahuan baru itu
muncul dari kombinasi antara pengalaman dan kepercayaan yang disebut mitos.
Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos dapat diterima karena keterbatasan
penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan
dengan dengan kemajuan zaman, maka lahirlah ilmu pengetahuan dan metode
(Maskoeri Jasin, 2008: 3).
Berbagai cara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan,
baik melalui pendekatan non-ilmiah (sains semu) ataupun ilmiah. Cara memperoleh
pengetahuan dengan pendekatan sains semu dilakukan dengan mengandalkan
perasaan, keyakinan tanpa diikuti proses pemikiran yang cermat. Pengetahuan
yang diperoleh bisa benar bisa salah seperti pada cara prasangka atau intuisi,
serta tidak efisien karena harus mencoba tanpa dasar dan kalaupun benar
seringkali hanya kebetulan saja.
B. Perkembangan Fisik, Sifat dan Pikiran Manusia
1. Perkembangan Fisik Manusia
Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (Maskoeri Jasin, 2008: 1)
a. Memiliki
organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
b. Mengadakan
metabolisme atau penyusunan dan pembongkaran zat, yakni ada zat yang masuk dan keluar.
c. Memberikan
tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luar.
d. Memiliki potensi
untuk berkembang.
e. Tumbuh dan
berkembang.
f. Berinteraksi
dengan lingkungannya.
g. Bergerak
Tubuh manusia
berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap
menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma
yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom
yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi
konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi
serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin
sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya
pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin.
Pada usia 32
minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah
makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang.
Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja.Bayi
manusia (usia 0-2 tahun) tumbuh dan berkembang menjadi anak yang pandai
berbicara, membaca, berhitung dan mampu bergerak dengan lincah. Kemudian anak
manusia berada pada masa kanak- kanak pada usia 3- 5 tahun yang disebut masa
bertanya dan ditandai dengan pertumbuhan fisik yang mulai berkembang serta
pandai berbicara, membaca, dan berhitung. Selanjutnya pada usia 13-20 tahun,
anak tersebut menjadi remaja yang mulai mengalami pubertas, seperti perempuan
mulai mensturasi, dan laki-laki mulai memiliki jenggot, kumis, serta membesar
suaranya. Selanjutnya masuk masa dewasa (usia >20 tahun) yang sudah mampu
bekerja dan berumah tangga.Setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan
diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
2. Perkembangan
Sifat dan Pikiran Manusia
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan
perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra
sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang
menetap. Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan
alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan
alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut
ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi
hingga dewasa.
a. Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada
periode ini, perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan,
berjalan, berbicara, dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan –
gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua
alat inderanya.
b. Masa Kanak – kanak ( 3 – 5
Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode
praoperasional, dengan kisaran usia 2 – 7 tahun. Pada periode ini,dorongan
keingintahuannya sangat besar, sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai
masa bertanya. Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan
berbahasa lisan. Namun, pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan
lambang– lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak
kosong.
c. Masa Usia Sekolah ( 6 – 12
Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia
7-11 tahun. Pada periode ini,anak sangat aktif, ditandai dengan perkembangan
fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai
“masa tenang”, karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan
kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu. Perolehan
pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan), walaupun sudah
dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
d. Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik), baik dengan dirinya
sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya
sebagai orang dewasa,padahal secara fisik, mental, dan emosional belum mampu
menggunakan nalar serta berhipotesis.
e. Masa dewasa ( > 20 Tahun
)
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.
Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung
jawab.
B. Sejarah Pengetahuan Manusia
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah
perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan,
berlangsung dalam tiga tahap (Heri Purnama, 2008: 13):
1. Tahap teologi
atau fiktif
Pada tahap teologi atau fiktif, berusaha untuk mencari dan menemukan sebab
yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala sesuatu, dan selalu
dihubugkan dengan kekuatan gaib. Gejala alam yang menarik perhatiannya selalu
diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak. Mempunyai anggapan bahwa
setiap gejala dan peristiwa dikuasai dan diatur oleh para dewa atau kekuatan
gaib lainnya.
2. Tahap filsafat
atau fisik atau abstrak
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia masih tetap
mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi menyadarkan
diri kepada kepercayaan akan adanya kekuatan gaib, melainkan pada akalnya
sendiri, akal yang telah mampu melakukan abstraksi guna menemukan hakekat
segala sesuatu.
3. Tahap positif
atau ilmiah riil
Tahap positif atau riil merupakan tahap dimana manusia telah mampu berpikir
secara positif atau riil atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang
dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.
Ilmu pengetahuan
juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan
alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia
dan Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama)
maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan
maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan
aataupun “mitos.” Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering
dijawab sebagai bocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai
“pseudo science” yaitu mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu). Berikut
ini perkembangan pengetahuan manusia dari zaman purba sampai zaman modern:
Ø Zaman purba
Alat dari batu, masa bercocok tanam, dan beternak merupakan pengalaman dan
kemampuan untuk mengamati alam sekitar. pengetahuan yg diperoleh sampai zaman
Babilonia.
Ø Zaman Yunani (600-200 SM )
Beberapa pakar yang berpengaruh antara lain (Maskoeri Jasin, 2008: 7):
a. Thales
(624-548) menyatakan bahwa bintang mengeluarkan sinar, bulan memantulkan cahaya
matahari.
b. Phytagoras(580-500)
menyatakan bahwa bumi ini bulat yang terdiri atas 4 unsur utama
(air,api,udara,tanah)
c. Socrates(470-399)
dianggap sebagai tonggak ilmu pengetahuan Yunani penganut faham logika dan
sebagai pemula penyelidikan kehidupan manusia.
d. Aristotelles
(384-322) menyatakan bahwa silogisme satu pikiran yg terdiri dari 3 premis.
Ø Zaman Pertengahan
Dikembangkan metode eksperimen menyangkut bidang kedokteran, farmasi,
astroniomi, kimia dan biolgi. Penulisan bilangan Arab dan desilmal memunculkan
ilmu aljbar.
Ø Zaman Modern
Banyak penemuan yg menghubah pola pikir yang dibantu
dengan alat yg lebih baik. Perubah yang radikal, geosentrisme ke
heliosentrisme. Oleh Coppernicus (1447-1543) dan didukung oleh Gallileo. Ini
dianggap sebagai titik awal ilmu pengetahuan modern dan membuka cara berpikir
yg lebih maju.
Suatu pola pikir
yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan, pengalaman
dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham
“rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang
masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu
kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang
khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode
ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan
berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan
eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi
pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih
sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi
atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung
pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi
datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih
tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia
alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan
memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini
selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam
kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara
tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini
juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks.
Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam
semesta yang belum terungkap.
0 komentar:
Posting Komentar